Memory and Music

‘..eh dengerin lagu ini jadi inget waktu itu deh..”


Kamu pernah ngalamin hal kayak gitu? That’s it! Kita yakin kamu pernah ngalamin hal yang sama waktu kamu lagi dengerin satu lagu yang ternyata lagu itu ngingetin kamu sama suatu hal. Disadarin apa nggak, kadang kita suka menghubungkan feel dan mood kita sama lagu tertentu, yang kemudian lagu itu jadi soundtrack hidup kamu, seperti remaja labil yang hendak ditaburi bunga-bunga cinta terus seneng banget pas denger lagu memorinya diputerin. Dari sejumlah cara menikmati masa lalu kita, mungkin cara ini adalah cara paling menarik. Kenapa?

Sebenarnya hal ini merupakan mirip sama gejala dejavu (Déjà vu), namun perbedaan kalau dejavu itu, sesuatu yang dirasa pernah kita alamin itu belum pernah terjadi, nah kalau yang mau kita bahas ini sebenarnya hanyalah system dari memori otak yang bernama Recognition Memory

Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.
Otak kita bekerja turun naik antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang suatu tempat, maka dengan segera kita menyadari bahwa sebelumnya kita juga pernah melihatnya di tempat lain.

Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.
Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.
Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, kalo kamu sering mengalami deja vu, jelas kamu gak sendirian di dunia ini. Haha!



Yulius Iskandar



Ngomong-ngomong soal memori dan hubungannya sama musik, Yulius Iskandar, salah satu orang yang berpengaruh dibalik kesuksesan grup musik electropop Bottlesmoker ini punya cerita seru seputar hal ini. Ia Punya cerita menarik di setiap musik yang menjadi kenanganya. Berawal ketika Yulius masih kecil dulu, semenjak Ia kecil dulu, dia sudah diracun ke dalam dunia musik secara perlahan oleh pamannya yang seorang Rockstar diwilayah tempat tinggalnya dulu. Dengan mendengarkan beberapa koleksi kaset milik pamannya, Yulius pun terkontaminasi dengan musik-musik yang masih nge-hits pada era 90an seperti The Beatles, Nirvana, GnR, Rolling Stones, The Doors, Queen, ABBA, Procol Harum, The Police, Scorpion, Ramones, Cranberries dan beberapa musik lainnya.

Sampai pada akhirnya sang paman harus bekerja di luar kota untuk waktu yang cukup lama, sehingga pertemuan Yulius dengan pamannya tidak sesering dulu. Saat-saat Yulius rindu dengan pamannya, Ia langsung memutar lagu-lagu kesukaannya yang juga memiliki kenangan saat bersama pamannya di walkman kesayangannya yang selalu setia menemani langkahnya kemanapun Ia pergi saat itu. Uniknya terekam memori berbeda pada setiap lagu-lagu yang menjadi pilihan Yulius, seperti ketika mendengarkan lagunya ABBA yang berjudul Fernando, Yulius akan selalu mengingat ketika Ia masih kecil dulu, saat sedang bermain dengan adik tercinta, dan saat ayahnya masih tampak langsing & atletis. Semua kenangan masa lalu seperti terulang ke seketika Ia mendengarkan lagu-lagu kenangannya.

Adalah lagu Love Me, Please Love Me dari Michell Polnareff yang dipilih sebagai lagu yang paling berkesan dan gak mungkin dilupain dari sekian banyak lagu-lagu yang ngingetin dia sama momen-momen penting dalam hidupnya. “..itu lagu seringggg banget diputer bokap waktu gw SD” jelas lelaki kelahiran 28 September ini kepada ErhaWebzine beberapa waktu lalu. Saat Ia kecil itu sebenarnya Ia tak tahu pasti siapa yang menyanyikan lagu itu, namun Ia tak kan pernah lupa nada dan melodi yang terlantun dalam lagu itu.

“..sampai suatu hari di thn 2009, saya nonton video dokumenternya JUSTICE..di bagian akhir video ada lagu itu. Anjrittt gw kaget! Langsung memori gw ditarik ke jaman waktu gw SD, langsung gw cari di credit title itu siapa yg nyanyi, ternyata Michell Polnareff…pas gw tny ke bokap kasetnya ternyata udah ga tau kemana……..akhirnya download, dan alhasil itu lagu gw puter2 terus di iTunes, sampe skrg ga pernah bosen...” Cerita alumnus SMAN 24 Bandung ini.

Bagi seorang ‘man behind the gun’ dibalik melesatnya eksistensi dan popularitas sejumlah musisi asal kota kembang seperti Angsa dan Serigala, Bottlesmoker, The Changcutters, Vincent Vega, dan banyak band lainnya ini, mendengarkan musik bisa menjadi sangat inspiratif. Terkadang Ia suka mendengarkan musik dengan berbagai genre untuk mencari feel dan mood yang sesuai dengannya.

Mungkin inilah salah satu dari sekian banyak keajaiban musik itu sendiri serta kemampuan daya pikiran kita yang tak kalah hebatnya, Karena musik dapat menjadi mesin waktu yang sangat hebat, dapat membawa pikiran kita seketika kita mendengarkan lagu-lagu yang mengiringi setiap langkah penting dalam hidup kita. Hanya dengan memutar atau sekedar mendengar lagi lagu yang menjadi kenangan masa lalu kita, sesaat kita diajak kembali ke suasana saat kita 'benar-benar' menikmatinya dulu.

[FS/rhwz]




Yulius IskandarPersonal Detail of Yulius Iskandar

Name: Yulius Iskandar
Gender: Male
Birthday: 28 September

Website:
facebook
myspace
multiply
twitter

Memory and Music | ErhaWebzine | Find Us on Facebook


Oh C'mon! feel free to share it!
Digg it StumbleUpon del.icio.us Google Yahoo! reddit